Mengapa Banyak Wanita Menjadi Penghuni Neraka ?

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Sebuah kisah terceritakan bahwa Rasululullah SAW pulang dari Isra’ Mi’raj. Suatu hari, Rasulullah berkumpul dengan para sahabat. Lalu, Rasululullah berujar, “Saya telah melihat surga dan neraka, Wahai Sahabat. Keindahan surga sama sekali belum belum pernah terlintas dalam pikiran manusia. Dan
hebatnya neraka pun tak pernah terbayangkan
pedihnya. Namun, sungguh saya diherankan oleh sebuah pemandangan.”


Mendengar cerita Rasulullah, para sahabat bertanya,
“Wahai Rasulullah, pemandangan apakah yang engkau lihat?”

“Ternyata, kebanyakan penghuni neraka itu para
wanita” jawab Rasulullah. Para sahabat pun terdiam lalu
berpikir tentang cerita nabinya. Mengapa justru kebanyakan wanita menjadi penghuni neraka? Bukankah surga itu di bawah telapak
kakinya?

Konon wanita tercipta dari tulang rusuk laki-laki. Tulang
rusuk itu berbentuk pipih dan melengkung. Jika dipaksakan,
tulang rusuk itu mudah patah. Oleh karena itu, tulang rusuk perlu dilindungi agar tidak terkena benda-benda tajam.
Mengapa demikian? Karena tulang rusuk itu melindungi
organ tubuh yang teramatvital: jantung, hati, dan paru- paru. Apa jadinya jika organ tubuh itu tidak dilindungi?
Tentu itu dapat berakibat fatal.

Ciri-ciri tulang rusuk itu sering digunakan sebagai analogi
untuk menggambarkan sifat wanita. Konon perasaan
wanita itu tajam sekali. Ia mudah tersinggung dan patah hati. Jika sudah tersinggung dan patah hati, wanita itu
sulit disembuhkan. Bahkan, banyak wanita memilih hidup
sendiri karena merasa dirinya pernah disakiti pasangannya. Sesungguhnya, setiap wanita menyimpan tiga potensi
negatif. Mudah-mudahan Anda - para wanita - tidak memiliki satu pun dari ketiganya.


1.GEMAR MENGGOSIP

Gosip atau ngrasani adalah kebiasaan buruk. Menggosip
berarti suka membicarakan aib orang lain. Orang yang
gemar menggosip berarti melebih-lebihka­­n berita yang belum tentu benar. Orang yang gemar menggosip berarti bahwa dirinya merasa lebih baik daripada orang yang dibicarakan. Anggapan
demikian sudah termasuk ke ranah sombong atau takabur.

Dalam suatu riwayat yang pernah dimuat Republika,
dosa orang yang menggosip sulit diampuni Allah SWT.
Mengapa? Jika dosa itu dikaitkan dengan Allah, manusia cukup melakukan tiga hal: istighfar, bertaubat, dan berjanji tidak mengulangi
dosa lagi. Namun, gosip tidaklah demikikian. Karena gosip dilakukan kepada sesama manusia, pelaku harus meminta maaf kepada orang
yang digosipkan dan ia pun diberinya maaf. Tanpa
pemberian maaf, penggosip tetap menanggung dosanya. Bagaimana jadinya jika orang yang digosipkan itu sudah
meninggal dan kita belum meminta maaf dan kesalahan kita belum dimaafkan?

2.GEMAR MENGUMBAR SYAHWAT

Wanita itu makhluk yang teramat indah. Dalam segala
sisi, wanita itu memiliki daya magnet yang teramat kuat.
Kita dapat menelisik lukisan. Hampir semua kepunyaan wanita dapat menjadi objek indah bagi pelukis untuk
menciptakan karya terbaiknya. Bahkan, aktivitas
wanita pun tak luput untuk diamati sehingga diperoleh sebuah keindahan. Banyak penyair dan sastrawan
menggunakan aktivitas wanita sebagai sumber
inspirasi untuk berkarya.

Sayangnya, banyak wanita tidak memelihara keindahan
itu. Banyak wanita menjual keindahannya dengan harga
yang relatif murah. Bahkan, keindahan yang dimilikinya itu kadang digratiskan.
Dengan dalih kebebasan berekspresi atau tuntutan
profesi, banyak wanita mengikuti irama zaman.
Maka, begitu mudahnya kita menjumpai para wanita yang
mengumbar syahwat. Kadang justru wanita sering
menyalahkan lelaki yang iseng menggodanya. Maka,
saya pun berandai-andai menemukan wanita yang
masih berkesadaran tinggi untuk menjaga keindahannya hingga akhir hayatnya.

3.TIDAK PANDAI BERSYUKUR

Rezeki itu sudah diatur Allah SWT. Manusia diperintahkan
untuk menjemputnya. Karena kemampuan manusia untuk
menjemput rezeki itu berbeda-beda, hasil yang didapatkannya pun berbeda-beda. Kadang manusia mendapatkan banyak rezeki,
tetapi sering manusia berpulang dengan tangan hampa. Karena mencari nafkah adalah tugas lelaki, mestinya kondisi itu disadari
dengan baik oleh wanitanya. Diberi banyak ya bersyukur
dan diberi sedikit pun bersyukur. Mestinya para istri itu mudah berucap terima kasih kepada suaminya, berapa pun sang suami
memberikan nafkah.

Namun, sungguh berita pernah tersiarkan dan
teramat menyedihkan. Banyak keluarga berantakan
karena ekonomi menjadi penyebabnya. Karena sang suami dianggap tidak becus mencari nafkah, sang istri pun mengajukan cerai. Bagi suami,satu kata itu adalah najis yangmesti terhindarkan dari
mulut. Namun, berita berkata lain.

Maka, mungkin pepatah
ada uang abang disayang tak ada uang abang ditendang
mengandung kebenaran. Saya merasa kasihan sekali kepada
abang tersebut.

Pernikahan bukanlah menyatukan dua perbedaan
karena air dan minyak tak mungkin bercampur.
Pernikahan hanyalah berfungsi sebagai media untuk memertemukan dua perbedaan. Kelanggengan pernikahan teramat
dipengaruhi kesadaran dari masing-masing pihak.
Sebaiknya setiap pasangan itu mengutamakan tertunaikannya kewajiban dari pada tuntutan atas hak. Kewajiban itu harus dilunasi tetapi hak boleh tidak
diminta.

Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

Aamiiin